Jakarta, 19 Februari 2025 – Departemen Kajian dan Literasi (KALITRA) Himpunan Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam (HIMAKOPI) Universitas PTIQ Jakarta mengadakan kegiatan Duduk Selingkar di Halaman Ma’had Al-Qur’an, Jakarta. Acara ini berlangsung dari pukul 16.30 hingga 18.00 WIB dan dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai fakultas dan semester.
Kegiatan ini mengangkat topik “Muslimah sebagai Agen Perubahan: Menghancurkan Stereotip dan Membangun Kesetaraan”. Ka Zubed, selaku moderator, menyampaikan
“bahwa seorang Muslimah adalah perempuan yang taat kepada Allah, menutup aurat, dan berakhlak baik.”
Sementara itu, Alya sebagai penyanggah menambahkan,
“bahwa perempuan juga berperan sebagai pendidik bagi anak dan keluarga.”
Narasumber utama, Ka Annisa, menjelaskan bahwa konsep “Muslimah” tidak hanya terbatas pada perempuan yang mengenakan hijab, tetapi juga mencakup konstruksi sosial dan gender yang lebih luas. Ia menekankan bahwa konstruksi sosial dan gender terbentuk melalui proses budaya dan masyarakat. Dalam Islam, keadilan gender bukan sekadar kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, tetapi juga mencerminkan keadilan dalam menjalankan peran serta tanggung jawab masing-masing.
Ka Annisa mengutip beberapa ayat Al-Qur’an untuk memperkuat argumennya,
salah satunya adalah Surat Al-Hijr ayat 26, yang menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dari tanah liat yang kering, bukan dari tulang rusuk Adam. Ayat ini menunjukkan bahwa perempuan tidak diciptakan dari tulang rusuk laki-laki, melainkan dari unsur yang sama, sehingga memiliki kedudukan yang setara.
Dalam Islam, keadilan gender tidak dimaknai sebagai kesetaraan dalam aspek materialistik atau produktif, melainkan sebagai keadilan dalam menjalankan peran yang telah ditetapkan sesuai dengan fitrah masing-masing. Perempuan dan laki-laki memiliki tanggung jawab yang berbeda, namun keduanya sama-sama bernilai dan penting dalam membangun peradaban.
Sebagai kesimpulan, Ka Annisa menegaskan bahwa konstruksi sosial dan keadilan gender dalam Islam merupakan konsep yang kompleks dan luas. Islam tidak hanya memberikan hak yang adil bagi laki-laki dan perempuan, tetapi juga menekankan pentingnya menjalankan peran masing-masing dengan penuh tanggung jawab dan keseimbangan.
— By : Aufah Syarfillah